Kamis, 02 April 2009

Do'a dan Zikir di Bulan Ramadhan

Web www.dunia-maharani.blogspot.com
Thursday, September 07, 2006

Do'a dan Zikir di Bulan Ramadhan

Allah berfirman, yang artinya :
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo'a apabila ia berdo'a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) –Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". (QS> Al Baqarah 186)

Menghadapi bulan yang penuh barakah Allah Ta'ala, hendaklah kita memanfaatkannya untuk memperbanyak amalan-amalan ibadah, yang mana jika seseorang yang tidak mengisi waktu-waktunya terutama disaat Ramadhan niscaya dia akan menyesal, Sedangkan penyesalan itu tidak akan berguna. Di antara bentuk ibadah yang besar adalah zikir dan berdo'a, disini saya ambil zikir dan do'a bulan Ramadhan karya Syeikh Bakr bin Abu Zaid hafizhahullah seorang ulama anggota Darul Ifta' Saudi. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

1. Do'a apabila datang bulan Ramadhan, dengan mengucapkan :

الْلَّهُمَّ سَلَّمْنِي رَمَضَانَ وَسلَّمْ رَمَضَانَ لِي وَتَسَلَّمْهُ مِنَّي

Ya Allah hantarkanlah diriku kepada bulan Ramadhan dan hantarkanlah bulan Ramadhan kepada diriku dan terimalah (amalan-amalan) Ramadhan dariku.

2. Kabar gembira dengan masuknya bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah RA.:

كَانَ رَسُوْاللَّه يُبَشَّرُ أَصْحَابَهُ بِقُدُوْمِ رمَضاَنَ يَقُوْلَ:
قَدْ جَاعَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهرٌمُبَارَكٌ

Rasulullah SAW biasa memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya dengan datangnya bulan Ramadhan, Beliau bersabda: "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah…" (HR. Ahmad dan An-Nasa'i).

3. Do'a dari orang berpuasa secara mutlak di bulan Ramadhan, karena kemuliaan waktu dan keadaan orang-orang yang berpuasa, lebih lagi dengan memperbanyak zikir. Yang paling utama adalah membaca Al-qur'an.

4. Menyengaja berdo'a dengan penuh semangat pada malam-malam sepuluh yang terakhir dengan harapan bertepatan dengan malam Lailatul Qadar, sebagaimana telah dishahih dari Nabi SAW bahwa Beliau mengajarkan do'a kepada Aisyah RA :

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ تُحِبُّ العَفْوَفَاعْفُ عنَّي

Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan menyukai maaf, maka maafkanlah aku".

Tidak shahih dalam hadits ini. "عَفُوٌ Setelah lafazh " " كَرِيْمٌ " kata Adapun tambahan

5. Do'a ketika berbuka:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَشَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَاللََّهُ

Telah sirna rasa haus, telah basah tenggorokan dan telah pasti pahala,jika Allah kehendaki.

Tentang do'a berbuka puasa ini telah diriwayatkan ada lima (5) macam yang tidak shahih, di antaranya dengan lafazh :

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَىرزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Ya Allah, untukMu aku berpuasa dan dengan rizkiMu aku berbuka (Sanad hadits ini dhaif).

Begitu pula dengan lafazh lainya merupakan Sanad hadits yang dhaif (tidak shahih).
Ada riwayat dari Ibnu Umar RA secara marfu':

كَانَ النَّبِي إِذَا لَقَمَ أَوَّلَ لُقْمَةِ قَالَ: يَا وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ اغَفِرْ لِي.

Adalah Nabi SAW apabila menelan makanan untuk kali pertama beliau membaca : "wahai Dzat yang Maha luas mahfirahnya, ampunilah aku".

Kemudian hadits ini mutlaq (umum), tidak ada pengkhususan untuk puasa dan tidak pula untuk yang lain.

6. Do'a ketika berbuka puasa pada suatu kaum, dengan do'a yang artinya :
"Telah berbuka orang-orang yang puasa disisi kalian, telah memakan makanan kalian orang-orang yang baik dan para malaikat bershalawat atas kalian".

7. Do'a Tatkala sahur
Tetapi tidak ada do'a khusus untuk hal ini, namun karena keumuman firman Allah:

وَبِاْلأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Dan ketika sahur mereka beristighfar. (QS. Adz-Dzaariyaat 18).

8. Do'a ketika keluar dari bulan Ramadhan.
Hal ini ditunjukkan oleh alur ayat yang telah disebutkan.

9. Apabila seseorang mencaci atau mencelakai orang yang sedang berpuasa, maka hendaklah ia mengatakan: "Aku sedang berpuasa" sebagaimana yang disebutkan didalam shahihain (shahih Bukhari dan shahih Muslim) dan yang lain. Sama saja baik puasa sunnah atau puasa wajib. Apakah ini di ucapkan dengan suara keras atau pelan? Dalam hal ini terdapat ikhtilaf (perbedaan pendapat) dan yang shahih adalah di ucapkan dengan suara terang-terangan, inilah yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Raakhiimullah.

Demikianlah ringkasan yang saya ambil dari As sunnah edisi V/1422H.semoga bermanfaat, amien. Saya ucapkan Selamat menyambut Ramadhan 2006.

selengkapnya:

By : Abu Zahra @ 9/07/2006 2 comments Ngelink kesini


Google Enter your search terms Submit search form

Web www.dunia-maharani.blogspot.com
Friday, September 01, 2006

Mengapa Wanita Harus Berhijab?

Pertanyaan ini sangatlah penting namun jawabannya justru jauh lebih penting. Hijab atau jilbab merupakan satu hal yang telah diperintahkan oleh Sang Pembuat syariat, sebagai syariat yang yang memiliki konsekwensi jauh kedepan, menyangkut kebahagiaan dan kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat. Berikut ulasan sebagian jawaban dari pertanyaan di atas:

1. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan RasulNya
Ketaatan merupakan sumber kebahagiaan dan kesuksesan besar didunia dan akherat.
Allah berfirman :

وَمَن يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَاذَ فَوْذًَا عَظِيمًَا

Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar. ( QS Al Ahzab:71)

Rasulullah bersabda : Sungguh akan merasakan manisnya iman, seseorang yang telah rela Allah sebagai Rabb, Islam sebagai Agama, dan Muhammad sebagai Rasul utusan Allah. (HR Muslim).

2. Pamer aurat dan keindahan tubuh merupakan bentuk maksiat yang mendatangkan murka Allah dan Rasul-Nya.
Allah berfirman:

وَمَن يَعْصِ الله وَرَسُولَهُ فَقًد ضَلَّ ضَلاَ لاًمُّبِينًا

Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS Al Ahzab: 36).

Nabi bersabda: Setiap umatku (yang bersalah) akan dimaafkan, kecuali orang yang secara terang-terangan (berbuat maksiat). (Muttafaqun alaih).

Sementara wanita yang pamer aurat dan keindahan tubuh sama artinya dia telah berani menampakkan kemaksiatan secara terang-terangan.

3. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan hijab untuk meredam berbagai macam fitnah.
Jika berbagai macam fitnah redup dan lenyap, maka masyarakat yang dihuni oleh kaum wanita kaum berhijab akan lebih aman dan selamat dari fitnah. Sebaliknya, masyarakat yang dihuni oleh wanita yang gemar bertabarruj (berdandan seronok), pamer aurat dan keindahan tubuh, sangatlah rentan terhadap ancaman berbagai fitnah dan pelecehan seksual serta gejolak syahwat yang membawa malapetaka dan kehancuran yang sangat besar. Jasad yang berbugil jelas akan memancing pandangan berbisa.

4. Tidak berhijab dan pamer perhiasan akan mengundang fitnah bagi laki-laki.

Seorang wanita apabila memamerkan perhiasan atau bentuk tubuhnya dihadapan laki-laki non mahram, jelas akan menguindang perhatian kaum laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Jika ada kesempatan mereka akan memangsa dengan ganas laksana singa sedang kelaparan.
Seorang Penyair berkata"Berawal dari pandangan lalu senyuman kemudian salam disusul pembicaraan lalu berakhir dengan janji dan pertemuan".

5. Seorang muslimah yang menjaga hijab, secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki, "Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu dan kamu juga bukan milikku. Aku hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku.Aku orang merdeka yang tidak terkait dengan siapapun karena aku lebih tinggi dan jauh lebih terhormat disbanding mereka."

Adapun wanita yang bertabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh dihadapan laki-laki secara tidak langsung ia berkata"Silakan anda menikmati tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangku? Ataukah ada orang yang berseloroh, aduhai betapa cantiknya dia?". Mereka berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya sehingga mereka pun terfitnah.

Firman Allah QS Al-Ahzab ayat 59; "Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidajk diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih".

Wanita tak berhijab laksana pengemis yang merengek-rengek untuk dikasihani. Tanpa sadar mereka rela menjadi mangsa kaum laki-laki bejat dan rusak. Mereka menjadi wanita terhina, terbuang, murahan dan kehilangan harga diri dan kesucian. Serta mereka telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran dan malapetaka hidup.

Syarat-syarat Hijab
Hijab sebagai bagian dari syariat islam, memiliki batasan-batasan jelas. Para Ulama telah memaparkan criteria berhijab, maka setiap mukminah hendaknya memperhatikan batasan syariat berkaitan dengan berhijab ini. Menjadikan Kitabullah dan Sunnah Rasul sebagai dasar rujukan dalam beramal, serta tidak berpegang pada pendapat yang menyimpang dari para pengekor hawa nafsu. Dengan demikian tujuan disyariatkannya hijab dapat terwujud, bi'aunillah. Diantaranya syarat-syarat berhijab:

a. Hendaknya hijab menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikitpun selain yang dikecualikan, sebagaimana Firman Allah"Dan katakanlah kepada wanita-wanita mukminat, hendaknya mereka menundukkan pandangan mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedada mereka". (QS An Nuur:31)

Firman Allah lainnya : Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka,"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Ahzab: 59)

b. Hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Hijab terbuat dari kain yang tebal sehingga tidak menampakkan warna kulit tubuh.
- Hijab longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.
- Hijab bukan dijadikan perhiasan bahkan sebaikknya memiliki satu warna bukan berbagai warna dan motif.
- Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan. Berdasarkan sabda Rasulallah berikut,"Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaannanti pada hari kiamat kemudian ia dibakar dalam Neraka". (HR Abu Daud dan Ibnu Majah, dan Hadits ini hasan).
- Hijab tidak diberi parfum atau wewangian. Dasarnya adalah hadits dari Abu Musa Al-Asy'Ary, dia berkata bahwa Rasulallah bersabda"Siapapun wanita yang mengenakan wewangian lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita Pezina". (HR Abu Daud, Nasa'I dan Tirmizi dan hadits ini hasan).

c. Hendaknya hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian wanita kafir. Sabda Rasulallah: "Barangsiapa yang menyerupai kaum maka dia termasuk bagian dari mereka". (HR Ahmad dan Abu Daud). Rasulallah mengutuk laki-laki yang mengenakan pakaian wanita serta mengutuk wanita yang berpakaian seperti laki-laki.(HR Abu Daud Nasa'I dan Ibnu Majah dan hadits ini shahih).

Catatan:
Syeikh Albani dalam kitabnya Jilbab Al Ma'rah Al Muslimah Fil Kitab Was Sunnah mengatakan, menutup wajah adalah sunnah hukumnya (tidak wajib) akan tetapi yang memakainya mendapat keutamaan. Wallahu a'lam.

Semoga dengan penjelasan ini saudari-saudariku seiman yang sudah berhijab agar lebih memantapkan hijabnya hanya untuk mencari wajah Allah. Bagi mereka yang belum berhijab agar bertaubat dan segera memulainya sehingga mendapat ampunan dari Allah Azza wa Jalla. Wallahu Waliyyut Taufiq.

Reference: Ummu Ahmad Rifqi
(Majalah As-sunnah)



selengkapnya:

By : Abu Zahra @ 9/01/2006 2 comments Ngelink kesini


Google Enter your search terms Submit search form

Web www.dunia-maharani.blogspot.com

KHOWARIQ LIL 'ADAH

Khowariq Lil 'Adah adalah suatu keluarbiasaan pada beberapa makhluk yang diberikan oleh ALLAH SWT. Dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu yang bersifat baik dan yang bersifat tidak baik. Keduanya tetap diciptakan oleh ALLAH SWT.

Tetapi makhluk-Nya yang mengolahnya atau memilihnya. ALLAH hanya memberitahu yang baik dan yang tidak baik. Makhluk-Nya tinggal memilih. Jika dipilih yang baik, maka dia mengikuti taqdir baik, dan sebaliknya jika dipilih yang buruk, maka dia mengikuti taqdir buruknya. Dan kadang makhluk harus mengikuti kehendak ALLAH SWT tanpa ada tawar menawar lagi, seperti taqdir seseorang harus lahir sebagai orang Indonesia, tidak bisa memilih lahir sebagai warga negara lain. Atau seseorang harus menerima mushibah yang datang, maka orang itu tidak bisa menghindarinya. Kejadian dari taqdir yang tidak bisa dipilih adalah merupakan rahasia ALLAH yang dapat diambil hikmah yang terpendam di dalamnya. Mungkin taqdir seperti itu bersifat ujian, teguran atau hukuman bagi orang tersebut.

Contoh Khowariq Lil 'Adah adalah :
1. Mu'jizat, yaitu keluarbiasaan yang diberikan ALLAH kepada para Nabi dan Rasul, seperti tongkat bisa berubah jadi ular bagi Nabi Musa as, keluar air dari jari-jari Nabi Muhammad SAW dll

2. Karomah, yaitu keluarbiasaan yang diberikan ALLAH kepada para sahabat Nabi dan para waliyyullah, seperti bisa terbang di udara, mengubah buah menjadi emas, tahan lapar berhari-hari, ditakuti setan seperti karomah Sayyidina Umar bin Khoththob ra dan lain-lain

3. Ma'unah, yaitu keluarbiasaan yang diberikan ALLAH kepada para makhluk-Nya yang soleh, banyak berbuat kebaikan dibanding keburukannya. Seperti lolos dari kejaran musuh, ditabrak mobil tidak luka, kebal di saat diserang musuh dll. Ilmu hikmah masuk dalam kategori ini.

4. Istidroj, yaitu keluarbiasaan yang diberikan ALLAH kepada para makhluk-Nya yang banyak berbuat dosa atau kepada orang non muslim (kafir). Seperti punya kekuatan jin, meramal dengan hitungan atau dengan bantuan jin, istikhdam (minta bantuan jin), zodiak (ilmu nujum/perbintangan), azimat, tangkal, tathoyyur (meramal dengan burung), meramal dengan bulan safar, ruqyah (mantra), santet, sihir dengan kekuatan diri sendiri dan sihir dengan bantuan jin dan lain-lain

5. Irhash, keajaiban yang ALLAH berikan hanya pada anak kecil, seperti pada Nabi Isa Al Masih yang bisa berbicara di saat masih bayi

Adapun Khowariq Lil 'Adah yang dibolehkan adalah harus meliputi 3 syarat :

1. Sumbernya dari hal yang dibolehkan oleh agama Islam, seperti dari Al Qur'an, Doa, Dzikir, Hizib, Rotib, Solawat dan lain-lain
2. Caranya tidak bertentangan dengan agama Islam, seperti dengan membaca Al Qur'an, membaca amalan wirid, pernafasan tenaga dalam dan lain-lain
3. Tujuannya tidak bertentangan dengan ajaran Islam, seperti untuk membantu orang lain, mendoakan baik, dan lain-lain

Adapun tentang meramal, hukumnya haram dan mempercayainya haram juga dan dosanya seperti mendustai Nabi Muhammad SAW. Ilmu meramal dapat berbentuk zodiak (ilmu nujum/perbintangan), ilmu falak, meramal nasib dengan bantuan jin, meramal dengan indera ke enam, meramal masa lalu, sekarang dan masa akan datang dengan berbagai cara.

Adapun Firasat orang beriman adalah anugerah ALLAH, dan biasanya selalu tepat dikarenakan firasat seorang yang beriman melihatnya dengan Nur ALLAH (cahaya ALLAH). Dan ini beda dengan meramal. Dan firasat ini tidak boleh digunakan untuk meramal. Karena biasanya firasat akan datang tanpa diundang. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Ittaquu firoosatal Mu'min, fa innahu yanzhuru binuurillah", artinya, "Takutlah kamu kepada firasatnya orang mu'min, karena dia melihat dengan Nur ALLAH".

Adapun azimat/tangkal sebagian ulama mengharamkannya sedangkan lainnya membolehkan atau memakruhkannya. Yang mengharamkannya beranggapan azimat itu termasuk syirik. Dan yang membolehkan atau memakruhkannya beranggapan syirik itu tergantung keyakinannya. Jika meyakini bahwa azimat itu tidak ada kekuatannya kecuali ALLAH yang memberi maka ini tidak menyebabkan syirik. Adapun azimat atau benda yang bisa dibuktikan memiliki kekuatan atau khasiat seperti buah-buahan yang berkhasiat mengobati penyakit, obat yang menyembuhkan atau benda-benda yang menurut hasil foto kamera Kirlian memiliki kekuatan gaib atau aura adalah sama dengan azimat yang memang dibuat oleh tangan manusia. Jika benda semacam itu diyakini memiliki kekuatan tanpa pemberian dari ALLAH, maka ini yang disebut syirik. Meyakini adanya sesuatu tanpa penciptaan ALLAH dahulu, berarti meyakini ada yang sebanding atau lebih tinggi dari ALLAH.

Jadi obat, azimat, buah dan lainnya tidaklah memiliki kekuatan, baik kekuatan gaib atau kekuatan yang masuk akal sekalipun, kecuali atas kehendak ALLAH. Bukti menyebutkan bahwa kalau sakit kepala tidak mungkin orang minum Promaag (obat sakit maag). Dan bukti juga menyebutkan bahwa banyak yang minum obat dari dokter yang juga tidak bisa menyembuhkan sakitnya. Ini bukti kalimah LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH, artinya tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari ALLAH SWT.

Adapun berkah memang ada. Dan berkah itu adalah sesuatu yang bermanfaat yang ada pada suatu benda, misalnya pada makanan. Makanan yang baik dan berkah membuat tubuh sehat. Dan berkah juga bisa akibat adanya bacaan ayat Al Aqur'an, doa-doa atau zikir-zikir yang dibaca. Seperti ketika istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah, sakit, Nabi membacakan ayat Al Qur'an lalu mengoleskan ludahnya ke bagian yang sakit di tubuh istrinya, Aisyah. Begitu sebaliknya ketika Nabi Muhammad SAW sakit, Aisyah yang membaca ayat Al Qur'annya lalu mengoleskan ludahnya ke tubuh Nabi. Karena itu banyak ulama ahli hikmah dan kebanyakan Nahdliyyiin sering membaca surat Yasin dan meniupkannya ke air untuk diminumkan dan diniatkan untuk keperluannya.

selengkapnya:

By : Abu Zahra @ 9/01/2006 1 comments Ngelink kesini


Google Enter your search terms Submit search form

Web www.dunia-maharani.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar